Rp0
DESKRIPSI BUKU
SAHABAT-sahabat kami yang baik. Buku cetakan pertama telah terjual habis sejak akhir 2022. Sejak awal 2023 kami telah mempersiapkan cetakan kedua dan menambah bab-bab baru sesuai perkembangan zaman dan perkembangan teknologi. Adapun penambahan konten baru yg sifatnya applikasi digitalisasi dan perkembangan artificial intelligence untuk berbagai industri yaitu ekonomi digital ( bab 1), penggunaan pada bank dan fintech (Bab 6), penggunaan pada pasokan rantai (Bab 7), penggunaan pada UKM (Bab 8), pendidikan dengan ChatGPT (Bab 10) dan sistem transportasi (Bab 12).
Industri sekarang ini yang memotori perekonomian digerakkan oleh otomatisasi mesin dan proses kerjanya, atau yang disebut industri 3.0. Namun dengan kemajuan teknologi aplikasi digital yang pesat belakangan ini; maka perusahaan manufaktur, perusahaan energi serta pemasok bahan baku telah menerapkan pentasan/panggung digitisasi yang mengandung berbagai potensi dan manfaat, sehingga saat ini terobosan tersebut dinamakan revolusi industri 4.0. Hampir semua negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, China, dan Jepang, serta berbagai organisasi atau lembaga telah berbenah dan memperkuat perekonomian dan sistem kehidupan masyarakat dengan teknologi digitisasi, untuk menciptakan kinerja yang prima di segala bidang kehidupan. Indonesia juga dengan prakarsa Presiden Jokowi telah dengan cepat memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut, untuk memajukan masyarakat Indonesia serta industrinya.
Gelombang baru infrastruktur digital tersebut yang berpotensi mentransformasi perekonomian dan kegiatan masyarakat, intinya adalah kekuatan yang digerakkan dari sensor penangkap dan analitik logika elektronik penata, dipadukan oleh “the internet of things” atau apapun terkaitkan atau diambil dengan internet, serta disimpan pada perangkat lunak “cloud” sebagai gudang maya yang menyimpan data serta foto dan video. Proses maya yang sangat mempermudah dan mempercepat kegiatan manusia tersebut dinamakan sebagai “smart infrastructure”.
Sistem digital tersebut membuat kegiatan bisnis, seperti industri manufaktur, industri energi serta logistik, menjadi makin efisien, hemat dan cepat, serta membantu penjajakan inovasi dalam bentuk berbagai versi produk baru, sehingga mempermudah menyesuaikan dengan permintaan konsumen yang beragam. Platform atau infrastruktur digital ini secara cepat dimanfaatkan oleh banyak perusahaan besar seperti Mercedes Benz, yang mampu menyediakan berbagai model kendaraan bermotor kepada konsumen dunia.
Dari revolusi industri 4.0 tersebut telah mentransformasi perilaku masyarakat, yang dipicu oleh 5 trend dari teknologi informasi (TI), yaitu: Big data (akses sekejab pada informasi apapun), Media sosial (penyiaran berita pribadi), Smartphone (konektivits pandai), Internet of Things, dan Cloud Computing. Saat ini berkembang terus secara menjamur di bidang big data analytics, artificial intelligence, dan super-Apps. Lima trend IT di atas sudah berada dalam semua aspek kehidupan kita yang bisa kita manfaatkan dengan baik dalam peningkatan kerja dan pelayanan, peningkatan produktivitas, dan juga dengan memberlakukan budaya digital (digital culture) kita dapat memacu peningkatan kapabilitas profesi kita, peningkatan daya saing (competitive advantage) perusahaan, serta peningkatan kinerja berbagai organisasi. Sebagai akibatnya, revolusi industri 4.0 meningkatkan pendapatan perusahaan, kenaikan gaji pegawai, kepuasan konsumen, serta kerjasama lebih baik dengan pe-retail dan pemasok.
Visi dan tataran digital economy pertama kali dicetuskan oleh Don TapsCott pada tahun 1995 dalam bukunya yang merupakan best seller: “The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence”. Digital economy akan merubah cara orang melakukan bisnis serta interaksi pertukaran pasar, jasa transportasi, jasa kesehatan, pendidikan, dunia hiburan, bahkan perilaku manusia itu sendiri.
Pada konteks digital economy di atas, buku ini akan menelusuri lebih mendalam tentang transformasi baru yang sedang dan akan berkembang pada perekonomian nasional. Revolusi industri merupakan peluang (opportunity) yang ada di depan kita yang perlu kita songsong dan raih untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam mencapai keunggulan daya saing produk Bangsa Indonesia. Strategi digital merupakan cara atau langkah-langkah yang lebih konkrit untuk mencapai tujuan organisasi dalam hal ini menuju “being digital”. Transformasi digital merupakan proses yang harus dilalui menuju being digital.
Hal yang perlu diketahui bahwa transformasi digital ini sering organisasi terjebak dalam teknologi, sesungguhnya yang pertama perlu dilakukan adalah pemikiran perobahan sistem dari proses bisnis lama ke proses bisnis baru yang lebih produktif dan efisien. Model bisnis digital merupakan ujung perjalanan being digital. Semua pemikiran dan rencana strategis dituangkan dalam bisnis model yang berbasis digital. Organisasasi saat ini berkompetisi menciptakan bisnis model yang benar-benar bisa menjawab tantangan ke depan. Kebanyakan kegagalan perusahaan start-ups dan perusahaan teknologi disebabkan kegagalan menciptakan bisnis model yang sesuai dengan kompetisi saat itu (The Economist, 2019). Ke depan persaingan penciptaan model bisnis merupakan kompetisi yang perlu dipersiapkan setiap korporasi (The Economist, 2019). Budaya digital merupakan yang mutlak dipahami para founder atau CEO perusahaan untuk menuju being digital. Implementasi transformasi digital pada industri sawit di Indonesia dan industri lainnya seperti diuraikan pada Alinea pertama . Karena industri sawit merupakan penghasil devisa nomor 1 di luar minyak dan gas. Sehingga kita perlu lebih fokus mengelola industri ini agar bisa menjadi price maker. Indonesia selama ini adalah price taker dalam bisnis sawit.
Ray Kurzweil (2005) memprediksi singularity akan terjadi sekitar 2035, sesuai dengan hukum revolusi teknologi “The Law of Accelerating Returns” yaitu hukum yang mendukung percepatan penyebaran teknologi dan pemakaiannya. The Law of Accelerating Returns berarti pada awal pengembangan teknologi terlihat proses teknologi sangat linear namun dalam proses berikutnya akan berlangsung secara cepat berciri non-linear dan berbelok belok. Kita diajak mengubah paradigm lama (old paradigm) yang berpikir secara linear menjadi berpikir dengan paradigm baru (new paradigm) yang bersifat non-linear.
Dalam pengertian teknis, ‘Singularitas” adalah status di mana manusia tidak lagi diperlukan untuk meningkatkan komputer, sistem telekomunikasi atau robot. Mesin dan sistem ini akan memprogram ulang sendiri. Manusia tidak akan dapat memahami bagaimana semuanya itu benar-benar bekerja, tetapi ia bekerja sendiri. Realisasi singularity diramalkan memuncak oleh Ray Kurzweil sekitar tahun 2035. Hal ini dipicu dengan perkembangan ‘internet of things’ yang cepat dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan big data yang mempersingkat waktu untuk terjadinya singularity.
Hal yang perlu dipahami untuk menyongsong dan meraih revolusi industri 4.0, bahwa fokus utamanya bukan “teknologi” (teknologi hanya alat/tools), tetapi “system” yang dibangun oleh para pemikir-pemikir di perusahaan/organisasi memerlukan pemikiran-pemikiran dari para ahli, bagaimana selayaknya sistem peningkatan produktivitas dan efisiensi ditingkatkan serta pelayanan yang terbaik dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman, agar bisa kita songsong dan raih revolusi industri 4.0. Teknologi hanya mentransformasi sistem yang ada ke dalam bentuk digital. Transformasi digital dapat mempermudah peningkatan produktivitas, efisiensi, dan tidak mungkin kita lepaskan lagi, karena kita benar-benar sudah bersentuhan dengan teknologi ini. Transformasi digital tidak mungkin mundur lagi. Mari kita songsong dan raih peluang ini dengan baik. Semoga Semoga cetakan kedua ini lebih memberikan arah yang lebih baik dalam menjawab tantangan kedepan tentang perkembangan artificial intelligence. ***
Dr. Ir. Manerep Pasaribu, MM
The Author of Big Data/Knowledge/Innovation/Entreprenurship (www.emperism.com)
Albert Widjaja, MBA, Ph.D (USA)
Mantan Dosen Senior Pascasarjana FEB-UI
Reviews
There are no reviews yet.